Berbahagialah manusia yang hidup tanpa bayang-bayang orang lain. Yang pergi setiap hari karena ingin pergi, bukan karena tuntutan dari orang, organisasi, atau perusahaan yang menggunakan kontrak untuk mengekang. Sebenernya tidak ada yang salah si, toh yang milih begitu kamu sendiri.
Berbahagialah kamu yang setiap hari bisa pergi karena petunjuk hati, besok ke laut, lusa ke sawah, kemarin ke kebun, memetik hasil panen setiap waktunya datang. Malam harinya bertemu tetangga di saung tempat dimana orang-orang ngopi dan makan pisang goreng, lalu dilanjutkan dengan nonton wayang kulit sampai pagi tanpa memikirkan "besok masuk kerja jam berapa ya?"
Sempat terbesit untuk pergi meninggalkan kota yang saya cintai ini untuk beberapa lama. Tidak melihat macet yang setiap hari membuat kening mengkerut, kaki pegal, memisuh, ngatain tukang angkot yang ngetem seenaknya.
Manusia, beruntunglah kalian yang bisa seenak jidat pergi kemana yang kalian mau. Menyusuri jalanan-jalanan yang belum pernah orang lain kunjungi. Naik gunung, buka tenda, makan jagung bakar, pacaran. naik fixie, pamer sepatu lari, dan berkarya seenak udel sendiri.
Sebenernya tidak ada yang salah dengan kemonokroman ini, cuma manusia yang satu ini memang selalu memisuh. Contohnya kemarin Sabtu, roti bulukan aja dia misuh sepanjang hari. Untung sore harinya dia bisa terdistraksi dan akhirnya ketawa sendiri pas jalan pulang.
Malam ini sok mau jadi puitis tapi gak jadi. Sok mau berwarna tapi tetep aja monokrom nya keliatan jelas. Akhirnya malah merayakan cinta bersama bantal dan guling yang sudah lama tidak dipeluk. Tidak ada yang salah dengan semuanya, toh setiap manusia punya kebebasan.
Tapi sayang kebebasan yang diberikan masih harus dibatasi dengan kebebasan orang lain. Contohnya adalah ketika kaki gatel di lampu merah, mau digaruk tetapi lampu berubah jadi hijau. Mobil dibelakang sudah bunyiin klakson sampe kuping pengang.
Monokrom, macet, kaki gatal, klakson dari mobil mewah, pergi ke laut, makan jagung bakar, pacaran, pacaran, p to the a to the c to the a to the r to the a to the n.
Sebenernya orang ini lagi sensi aja karena dari kemarin ditanyain pacarnya kemana. Tapi ya itu terserah si orangnya mau pacaran atau gak. Mau nikah atau gak. Mau punya anak atau gak. Tapi amit-amit jangan sampai jadi bujang senja.
Ikuti kata hati, kata hati mengatakan ingin tidur sampai besok pagi. Siapa tau besok pagi bisa jalan ke kebun, pergi ke laut, makan jagung bakar, naik fixie, pamer sepatu lari, buka tenda, dan semoga bisa berkarya seenak udelnya sendiri. Toh tidak ada yang salah sama itu semua kan?
0 saran:
Post a Comment