Kepada mereka yang menaruh harapan besar kepada saya, kepada mereka orang-orang yang meletakan harapan besarnya kepada saya.
Tulisan ini saya buat dalam rangka permintaan maaf saya kepada mereka, orang-orang yang meletakan harapan besarnya kepada saya, entah itu saudara, kerabat, atau orang tua. Beban yang saya pikul mungkin bagi sebagian orang tidaklah berat, namun percayalah bahwa tidak berat di mata orang lain, belum tentu tidak berat di diri kita sendiri.
Bukan bermaksud untuk mengeluh, sekali lagi suatu kehormatan untuk bisa memikul harapan besar itu. Namun sebagai manusia biasa saya juga punya titik jenuh, titik di mana saya merasa pengap dan merasa kalau saya sepertinya tidak seperti yang kalian bayangkan.
Perjalanan demi perjalanan memang berhasil saya lalui dengan baik, dengan mulus, namun percayalah itu semua keberuntungan. Saya tidak menyangka kalau saya bisa dengan mudah bisa lulus dalam tugas akhir saya, saya juga tidak menyangka kalau ketika saya interview kerja di tempat yang dulu begitu mudah. Namun karena keberuntungan-keberuntungan yang terus saya dapatkan itu membuat saya menjadi orang yang menggampangkan sesuatu hal, dan sekarang saya merasakan akibatnya.
Kembali lagi idealisme yang terlalu tinggi ditambah pengalaman dari mendapatkan keberuntungan-keberuntungan yang banyak itu membuat saya besar kepala, membuat saya seperti menggampangkan semuanya. Dan ketika keberuntungan-keberuntungan itu belum saya dapatkan kembali seperti sekarang, saya merasa lemah, dan tertekan.
You know, kita tidak akan tahu kapan keberuntungan datang lagi. Bisa jadi besok, lusa, minggu depan, atau bahkan beberapa bulan yang akan datang baru datang. Namun saya berharap keberuntungan kembali datang secepatnya, agar saya bisa melihat mereka orang-orang yang menaruh harapan besar kepada saya bisa kembali tersenyum bangga kepada saya.
Saya bertaubat, kali ini saya akan menyesap pelan-pelan, dan menghargai setiap keberuntungan yang akan datang kepada saya.
0 saran:
Post a Comment