Wahid Sabillah's

Personal Blog

Bila Diingat Lagi

Leave a Comment


Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk siap berpindah? Dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru, dari kantor yang lama ke kantor yang baru, dari cinta yang lama ke cinta yang baru.

Banyak dari kita yang punya prinsip "Jalanin aja dulu" padahal sebenarnya dalam hati kita yang paling dalam takut untuk bertemu hal-hal yang baru, atau enggan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang belum kita pahami seluk beluknya. 

Tempat tinggal lama meninggalkan kenangan masa kecil. Main bola di lapangan, kandang bemo, main kelereng sampai adzan maghrib, jalan-jalan bersama teman-teman sehabis sahur. Kita terlalu enggan untuk melepaskan itu semua, Kamar yang penuh dengan coretan, rak-rak buku, kertas-kertas hasil ulangan yang menumpuk di pojok kamar. Semua kenangan itu harus kita sisihkan perlahan-lahan, untuk maju ke masa depan.

Kantor lama yang tentunya mempunyai suka duka. Masuk hari pertama bingung mau ngerjain apa, seminggu pertama bingung mencari tempat makan yang paling murah dan enak, laporan kerjaan yang pertama kali dibuat lalu dapat komentar dari atasan, campaign pertama yang kita lakuin, lagu yang selalu diputar bos di awal-awal masuk kerja. Sebulan, dua bulan, berbulan-bulan, sampai akhirnya yakin kalau rekan-rekan kerja sudah seperti keluarga kita sendiri. Waktu berputar dan tidak terasa beberapa waktu lagi diharuskan mencari tempat yang baru. Akankah seperti kantor yang lama?


Cinta yang lama. Kita tau persis kapan waktu-waktunya dia akan mengirimkan pesan singkat hanya untuk menanyakan apakah sudah sampai di rumah atau belum, lalu siang-siang sepulang sekolah dia berani mengajak berkunjung kerumahnya dan memperkenalkan kita ke orangtuanya. Kita nyaman, karena kita tau apa yang harus kita lakukan saat dia mulai ngambek, bagaimana caranya mengambil hatinya lagi, lalu sampai datang waktunya kalau kita harus menerima kenyataan cinta ini adalah cinta yang lama, apkir, klise, dan urusan hati tidak bisa dikompromi. Berusahalah kita mencari seorang yang baru, susah payah keluar dari bayang-bayang yang lama. Ketika sudah mulai ngerasa sreg, kita harus beradaptasi lagi, ternyata dia beda dengan yang lama, dia jarang menanyakan sudah sampai di rumah atau belum, belum mau ngenalin kita sama keluarganya, tetapi hati terasa nyaman ketika dekat dia. Sekali lagi, urusan hati tidak bisa dikompromi.


Saya merasa hidup ini super duper luar biasa. Banyak kejutan yang pasti hadir, dan rasanya kita harus berani ber-improvisasi dalam mengarungi sisa waktu kita hidup. Terencana boleh, tapi tidak mengharapkan kejutan di perjalanannya sepertinya sesuatu yang membosankan.

Sampai pada akhirnya semua yang lama hanya akan menjadi kenangan seperti kunang-kunang, terbang dan menerangi pandangan kita sedikit ke depan.


Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment