Wahid Sabillah's

Personal Blog

Mengerikan!

2 comments
Mengerikan sekali. Ketika saya membayangkan jika manusia di muka bumi ini tidak menggunakan hati dan perasaan mereka untuk membalas sikap dan perilaku sesamanya.

Kemarin malam saat saya mau pergi main futsal saya bertemu kejadian yang mengerikan. Bukan orang yang disayat lalu dipotong-potong bagian badannya, yang saya temukan hanya pemuda yang mengendarai mobil yang sepertinya akan diamuk warga. Mobil pemuda tersebut menyerempet motor yang dikendarai oleh anak berusia di bawah umur, mobil tersebut kabur, dan dikejar seorang warga dengan sepeda motor. Dalam hal ini siapa yang patut disalahkan? Kalau orang-orang bilang "Yang salah jelas yang pakai mobil." Kalau ditanya kenapa? Pasti mereka menjawab "Pokoknya yang salah yang naik mobil". Begitu juga kalau misalnya ada kejadian yang menimpa pengendara motor dengan pejalan kaki, orang-orang pasti menyalahkan si pengendara motor. Alasannya? "Pokoknya yang salah yang naik motor." entah darimana dasar dari itu semua, padahal seharusnya manusia bisa berfikir kira-kira siapa yang bersalah, atau mungkin malah salah kedua-duanya.

Saya membayangkan ketika pemuda yang mengendarai mobil tersebut berhasil dikejar oleh motor yang mengejarnya, kemudian pemuda itu diamuk warga, berdarah-darah, lalu kemungkinan terburuknya pemuda itu sekarat dan meregang nyawa. Mengerikan sekali bukan? Mati karena menyerempet anak dibawah umur yang seharusnya belum boleh membawa sepeda motor, padahal anak yang diserempet tidak apa-apa.

Tuhan memberikan hati dan perasaan kepada manusia untuk dipakai dan digunakan sebaik-baiknya. Coba kita bayangkan, jika semua orang di dunia ini mau menggunakan hati dan perasaannya untuk sesama, "living life in peace" bisa terwujud dan bukan hanya menjadi gambaran dan nyanyian belaka. Alangkah eloknya jika kita hidup dalam suasana yang damai, menggunakan hati, perasaan dan menyingkirkan ego kita.

Manusia memang mahluk yang tidak sempurna, dan kadang salah. Banyak orang diluar sana mengatakan "Manusia akan jadi lebih baik jika belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya." Kembali ke cerita tentang pemuda yang mengemudikan mobil, bagaimana jika dia meregang nyawa terlebih dahulu sebelum sempat belajar dari kesalahan yang dia perbuat? Kembali "Manusia akan jadi lebih baik jika belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya." hanya menjadi bunga kata dari orang-orang yang bijaksana.

Saya sedang membayangkan ketika kata "maaf" sudah tidak berlaku lagi. Alasannya karena banyak orang yang menggunakan kata "maaf" sembarangan, sehingga kata itu sudah tidak menjadi berarti lagi. Sebodoh-bodohnya orang pasti ingin melakukan pekerjaan dengan benar, walaupun ada sebagian orang pintar dan juga bodoh yang memang sengaja melakukan kesalahan. Saya membayangkan jika saya melakukan kesalahan dan kata maaf tidak lagi berlaku digunakan. Mengerikan sekali, melakukan sesuatu pekerjaan yang menjadi kewajiban yang banyaknya tiada terperi ditambah dengan perasaan ngeri. Ngeri salah dan tidak diampuni.

Saya sendiri dalam keseharian berusaha menjadi orang yang baik, orang yang pengertian, orang yang peduli kepada sesama. Tetapi saya juga tidak mengelak kalau dalam keseharian itu saya pasti ada melakukan kesalahan. Saya sangat sedih, tidak bisa tidur, ketika kesalahan yang saya buat berujung kekecewaan dan parahnya kata maaf saya tidak diterima. 

Saya selalu berusaha menjadi orang yang baik, dan selalu terus belajar menjadi orang baik. Tetapi pasti ada saja saatnya ketika saya dilihat dari kacamata orang lain sebagai orang yang tidak baik. Baiklah saya memilih mengalah, saya memilih berdamai, saya menganggap apa yang saya perbuat salah, dan saya mengakui kalau saya salah, saya khilaf, saya lupa, dan tentu saya meminta maaf. Tetapi naas-nya maaf saya pun tidak diterima. Jika dibayangkan mengerikan bukan?

Hidup ini seperti uang koin yang memiliki dua sisi. Satu sisi memiliki nilai baik dan nilai buruk untuk sisi yang lainnya. Baik buruk hanya dibatasi oleh selaput yang tipis, ditambah lagi baik buruk dalam masa sekarang banyak orang menganggap hal yang relatif. Tetapi saya yakin, hati dan perasaan kita akan menunjukan jalan yang benar, jalan yang indah, jalan yang damai, dan pasti menunjukan kalau benar adalah benar, dan salah adalah salah.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

2 comments:

  1. Naaaaah... naaaaaah... iya tuh. Kayaknya emang udah jadi hukum mutlak bahwa yang berkendara atau yang kendaraannya lebih besar yang salah.padahal belum tentu. saya pribadi pernah kecelakaan, antara mobil dan motor. tapi yang disalahkan tetep motor saya.kenapa? karena saya yang nabrak :D mobilnya rapopo tapi motor sayanya yang ringsek. laaa wong yang saya tabrak mobil jip :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kadang orang-orang memang suka aneh. Wah nabrak jip? pasti ngantuk ya El?

      Delete