Wahid Sabillah's

Personal Blog

Mari Menikmati Sakit Ini Pelan Pelan

2 comments
"Terus, kedepannya kita mau bagaimana?"
"Ya kita jalanin aja sampai kapan kita bertahan."

Kata "Jalanin aja" membuat hubungan mereka berjalan beberapa tahun, sampai pada akhirnya mereka tidak kuat bertahan, dan akhirnya memutuskan untuk berpisah.

Salah seorang darinya lebih dahulu menemukan pengganti, dan seorang lagi asik menikmati kesakitan yang menghasilkan karya, katanya. Ia asik dengan kesendiriannya, asik menapaki jejak jejak lama yang mereka tinggalkan.

Beberapa pengganti telah ia siapkan, sedangkan yang satunya telah menemukan pengganti yang klop untuk memenuhi hari-harinya. "Sabar, kesakitan ini harus dinikmati pelan-pelan" kalimat yang terlontar setiap ditanya teman-temannya. Ia tidak merasa nelangsa, tidak ada kata kesepian karena ia punya banyak teman, dan ia tidak keberatan jika memang harus sendirian.

Bertahun-tahun sendiri, akhirnya sampai pada titik jenuh. Kesakitannya mulai hilang, ia mulai bisa merelakan yang pernah istimewa di hatinya. Karya nya mulai tersendat. Ia tidak pernah tahu kabar kekasih lamanya. Yang ia tahu kekasih lamanya pergi ke kota berbeda untuk beberapa waktu.

Sampai pada suatu hari, setelah bartahun-tahun secara tidak sengaja mereka kembali bertemu. Di acara pemakaman. Mereka bertukar sapa, membicarakan hal remeh-temeh. Salah seorang teman menghampiri ia yang masih belum juga mendapatkan pengganti.

"Udah gak sakit?"
"Tadinya. Mari menikmati sakit ini pelan-pelan"
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

2 comments: