Pada malam yang damai ini, izinkan aku menulis tentang patah hati.
Patah hati mengajarkanku akan pentingnya rasa yang dijaga. Patah hati mengingatkanku akan ia yang pergi jauh di suatu sore. Patah hati menghampiriku sehari setelah aku bertemu dengannya di suatu tempat yang hanya aku dan ia yang tahu. Patah hati menuntunku menyusuri jalan yang seharusnya aku tempuh. Patah hati membuatku lebih dewasa dari sebelumnya.
Aku berterimakasih kepadamu wahai seseorang yang pernah membuatku patah hati. Yang membuat mata sembab padahal keesokan harinya aku harus rapat. Yang membuatku mampu menulis panjang panjang tentang rasa sakit yang tengah mendera. Aku berterimakasih kepadamu wahai seseorang yang pernah membuatku patah hati. Engkau mengajariku menikmati duka setelah suka, menimati perih serta pedih.
Kelak suatu saat kita bertemu, aku akan memberikan senyum paling indah kepadamu, karena pernah mengajariku sakit, perih, pedih, nelangsa, yang pernah membuat aku menangis geru-geru pada malam harinya. Mungkin kamu sedang bahagia di sana, menikmati api cinta yang membara, merayakan cinta yang baru, berciuman di bawah temaram lampu, potong kue, jalan-jalan.
Sampai kapan sakit ini akan berakhir? Aku pun tak tahu, dan aku pun tak ingin sakit ini cepat-cepat pergi. Biarkan sakit ini ada sampai aku bisa kembali membuka hati, sampai aku menemukan penggantimu yang telah lama pergi.
0 saran:
Post a Comment