Tulisan ini akan saya bagi jadi dua babak.
Sebelum Pergi
Setelah kemarin Sabtu 26 Mei 2018 saya lumayan sibuk karena sedikit pekerjaan lalu diakhiri dengan kumpul buka puasa bersama teman-teman lama dan saya sangat pecicilan kemarin, hari ini tiba-tiba saya rindu untuk jalan ke tempat ramai sendiri. Ambil jeda me time sambil buka puasa. Ada berapa hal yang ingin saya tanyakan ke diri saya, dan sepertinya saya harus jalan agar membuat dia nyaman dan mau berkata jujur tentang apa yang ia inginkan sebenarnya. Ada berapa pertanyaan dan pernyataan yang saya ingin sampaikan ke diri saya namun dengan cara yang lain. Ada kegelisahan yang timbul dan sepertinya harus saya temukan penyebabnya.
Setelah Pergi
Cukuplah jeda sebentar yang saya ambil tadi sore. Jalan-jalan sendirian, makan, nguping di tengah keramaian membuat saya bisa berpikir agak lebih bijak. Walaupun sebenarnya percakapan dengan drive ojek online sepulang dari tempat yang saya datangi lebih menarik dan membuka mata saya kalau ternyata lapisan ekonomi di Indonesia ini banyak banget.
Saya punya beberapa teman yang kaya sejak lahir, yang ia pernah cerita kalau pertama kali ia beli coklat payung di warung dekat rumahnya dia pikir harus dibeli setoples, bukan satuan. Ada yang sampai SMA belum pernah naik angkot karena selalu dijemput supir, dan ada yang sering pergi ke luar negeri dengan gampangnya.
Saya juga punya teman yang bisa dibilang biasa saja hidupnya. Lahir dari keluarga sederhana. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, ia sarapan dengan telur dadar. Satu telur yang didadar dengan tepung, dibagi tiga untuk kakak-kakaknya. Ia juga berjualan, berjuang membantu ekonomi keluarganya.
Saya bersyukur dikelilingi oleh teman-teman yang berasal dari seluruh lapisan ekonomi. Dengan begitu saya jadi manusia yang tidak norak-norak amat, dan bisa lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
Terus apa yang bisa saya simpulkan dari berteman dengan semua orang ini? Adalah dapat saya simpulkan, kalau saya ingin memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang dunia, saya bisa berkumpul dengan teman-teman yang berasal dari keluarga menengah ke atas. Mengapa? Karena kebanyakan mereka adalah anak-anak yang teredukasi dengan baik. Pendidikan yang diberikan oleh orangtuanya pasti jempolan, referensi buku-buku dan hobi nya pun pasti berbeda.
Kebetulan saya dulu bersekolah di SMP favorit di Jakarta Selatan, dan circle main saya sewaktu SMA juga tidak jauh-jauh dari mereka. Banyak ilmu yang saya dapatkan dari teman-teman sewaktu SMP. Saya mengenal Personal Computer (PC) dengan baik ketika saya SMP. Obrolan yang keluar pun bukan obrolan yang remeh temeh, pasti ada ilmu baru yang saya dapatkan setiap hari.
Terus tentang kegelisahan yang saya rasakan, sepertinya masih belum mendapatkan jawaban. Hei... Tomorrow I gonna do something different than usual. Wish me luck.
0 saran:
Post a Comment