Wahid Sabillah's

Personal Blog

Satu Hari Setelah Ulang Tahun Ke-26

Leave a Comment
Sampailah pada tanggal itu lagi. Seperti samsara.

Saya percaya, dan masih akan terus percaya kalau ulang tahun adalah hari di mana semesta mengingatkan kita. Terlepas adanya perayaan atau tidak. Paling tidak hari ulang tahun adalah saat yang tepat untuk mengingat dan peduli dengan diri sendiri. Bagi sebagian orang, tidak perlu dirayakan. Bagi sebagian lagi, merayakan dengan gegap gempita tidak salah juga. Saya? Saya memilih dengan cara saya sendiri.

Ulang tahun ke-26 diisi dengan bekerja. Hampir seharian saya diteror kerjaan yang tidak selesai-selesai. Rencana untuk menghilang seharian dari peredaran gagal sudah, tapi ya dinikmati saja. Banyak teman-teman yang ingat dan mengucapkan selamat. Banyak doa-doa dan harapan dari teman-teman juga untuk saya. Kado? Saya menerima banyak cinta dan perhatian pada hari ulang tahun ke-26 kemarin.

Sebagai penggila prosesi, bagaimanapun caranya, ulang tahun harus tetap diingat dan dirayakan. Walau hanya pergi ke luar untuk makan malam bersama teman-teman. Mentraktir Ibu. Membersihkan rumah. Membaca tulisan-tulisan lama.

Kabar duka juga datang pada hari ulang tahun kemarin. Bu'de saya meninggal. Ini juga peringatan kalau setiap detik umur kita berkurang. Siap atau tidak siap menemui ajal ya harus disiapkan.

Terima kasih kepada diri atas satu tahun ini. Senang, nelangsa, gembira, suka, duka semua bercampur jadi satu. Harapan yang diterbangkan ke udara, cita-cita yang dituliskan dalam buku harian, biarlah berjalan sesuai maunya. Pencapaian, kegagalan, keberhasilan di umur kemarin tetap bisa jadi pembelajaran.

Semoga 26 menjadi lebih baik dan tanpa hambatan.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment