Berdamai Dengan Diri Sendiri

Setelah melewati hari-hari yang panjang, sepertinya saya lelah dengan aktivitas rutin harian. Boleh dibilang saya tidak produktif dalam waktu beberapa minggu atau mungkin hampir sebulan ini. Tidak ada karya yang menurut saya bagus, dan sepertinya saya membuang banyak waktu dan tenaga dengan sia-sia. Padahal, Mubazir kan dosa.

Saat saya menulis tulisan ini, banyak perasaan yang berkecamuk. Merasa bosan namun merasa kasihan. Merasa kasihan tapi sebenarnya sudah bosan. Mungkin butuh jeda sampai akhirnya bisa kembali menjadi produktif dan stabil. Entah ini datang dari mana, tapi rasa ini muncul begitu saja. Kadang saya bingung dengan diri sendiri, pada suatu waktu diri saya sangat menggebu-gebu, tapi kemudian berubah jadi santai-santai yang kebablasan.

Mungkin kurang konsisten.

Semakin menua saya menemukan banyak hal yang sebenarnya ingin saya lakukan namun tak bisa. Sayangnya waktu itu searah dan gakbisa diputar balik. Sering saya merasa kesal karena saya belum bisa atau masa itu sudah terlewat dan gak akan balik lagi. Cita-cita ya tinggal cita-cita. Gak mungkin bisa kembali lagi karena sudah tua.

Sampai pada akhirnya, yang diperlukan hanya menghela nafas panjang, dan mulai berdamai dengan diri sendiri.

Saya sering berbicara dengan diri saya sendiri ketika diri saya mulai ngoyo dan ternyata kenyataan gak sesuai harapan. Sedih pasti datang, tapi yang menyelesaikan itu semua ya dengan cara bersyukur dan berdamai dengan diri sendiri. Masing-masing dari kita sudah ada bagiannya. Kesal karena tidak dapat melakukannya boleh saja, tapi setelahnya kembali bangkit dan cari jalan lain menuju tujuan.

Ambil jeda sejenak, hela nafas panjang, berdamai dengan diri sendiri.