Bukan tentang resolusi yang ingin saya tuliskan di tulisan pertama di 2019 melainkan tentang sepintas kenangan lama yang membuat hati sakit.
Untuk kamu yang ingin tahu tentang 2018 untuk saya adalah tahun diam dan bersabar. Sedikit achievement dan bisa dibilang tidak ada achievement waw yang saya dapatkan di 2018. Bisa dibilang agak sedikit jomplang, di mana 2017 saya mendapatkan beberapa achievement dan paling tingginya adalah KPR saya diterima dan sampai hari ini saya resmi punya cicilan rumah.
Lanjut tentang kenangan lama yang membuat hati sakit. Semalam sebelum tidur terlintas di pikiran saya tentang adegan beberapa tahun yang lalu. Ketika saya mengetahui kalau ada orang lain yang sedang mendekati orang yang saya sayangi waktu itu. Waktu itu belum ada whatsapp atau aplikasi chating lainnya, hanya ada SMS. Saya membaca dengan jelas, dan melihat dengan jelas, saat dia jalan bersama saya dan dia malah sibuk membalas pesan singkat dari orang lain di sana, yang dengan jelas kalau dia lagi modus dan berusaha mendekati orang yang saya sayangi waktu itu. Bahkan ketika itu dia sengaja membeli hadiah, entah memang karena ulang tahun atau apa, tapi dengan jelas di depan mata saya, dia membelikan hadiah untuk orang yang mendekatinya.
Kejadian ini kemudian terjadi lagi dengan orang lain setelah hubungan saya dan dia berakhir. Tapi kali ini saya belum jadian dengannya. Begitu juga ceritanya. Saat saya bersamanya, dia tidak merasa kalau saya ada di sana. Dia sibuk dengan smartphonenya dan membalas pesan singkat dari yang lain dengan senyum merekah.
Kemarin saya pergi ke luar kota untuk beberapa hari, berpikir keras di dalam kereta sepanjang perjalanan. 2019 nanti akan seperti apa ya? Akankah ada kejutan? dan masih banyak pertanyaan lain yang mampir ke kepala saya. Sampai pada akhirnya saya mendapatkan kesimpulan sementara yaitu "Jalanin aja dulu, biarin semesta yang menentukan ada kejutan di depan atau tidak"
Lagu yang cocok adalah kembang tebu sing kanginan atau banyu langit dari kempot, hehehe,
ReplyDelete