Wahid Sabillah's

Personal Blog

Jalan Jalan S.Kom

9 comments
Sore ini diawali dari sebaris pesan BBM dari Arif membuat saya mendapatkan makan malam gratis. Sore tadi saya diajak Arif yang baru datang lagi ke Jakarta setelah dua minggu dia mengunjungi keluarganya di Jogja -yang katanya dia merasa bahagia di sana- untuk main di rumahnya. Dan tanpa diduga saya malah diajak pergi makan untuk merayakan kelulusan dirinya menjadi sarjana.

Bersama dengan dua teman lainnya yaitu Ikhwan dan Prio, kami berempat berada di dalam mobil di tengah-tengah jalanan Jakarta yang macet. Sebelumnya saya dan Arif sudah mencari di internet tempat makan yang menyediakan hidangan bebek untuk kami sambangi. Tetapi karena jalanan Jakarta yang macet, niat untuk menyambangi rumah makan yang menyediakan hidangan bebek kami urungkan.

Dibawah langit Jakarta yang mulai gelap, lampu-lampu jalanan yang mulai menyala, dan jalanan yang semakin macet Arif mengemudikan mobilnya menuju Cilandak KKO. Saya masih bertanya-tanya kira-kira Arif akan mengajak kami makan dimana? Sampai tibalah Arif membelokan mobilnya ke suatu tempat makan steak yang katanya enak. Restoran itu bernama Andakar Steak.

Andakar Steak Pic by Andakarsteak.com

Saya menduga kalau restoran ini adalah restoran yang tidak murah. Bisa dilihat dari desain tempatnya yang indah dan mewah dengan beberapa jendela besar bersekat dan bercat putih yang terbuka, beberapa meja berpayung yang tersebar di taman, taman yang luas yang membuat suasana dari restoran itu asri, serta lampu-lampu taman yang temaram membuat restoran ini terasa romantis. Pelayan yang berdiri di pintu masuk langsung menyambut kami dengan salam dan senyum yang lebar. Dia menawarkan beberapa meja untuk kami tempati, dan kami memilih meja di teras yang menghadap taman.

Desain restoran ini mengingatkan saya dengan desain cafe yang suatu saat nanti ingin saya punya. Cafe berkonsep old vintage dengan meja dan bangku panjang dari kayu, jendela-jendela besar dengan list berwarna putih, penerangan yang tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang serta lantunan bossanova dengan volume rendah dari gramophone tua. Sayangnya restoran ini tidak ada lantunan musik sama sekali.


Dugaan saya tentang restoran ini mahal ternyata salah. Ketika saya membuka menu yang diberikan oleh pelayan, saya menjumpai angka-angka yang ternyata tidak jauh berbeda dengan restoran steak lainnya yang pernah saya kunjungi. Tetapi karena saya merasa tidak enak dengan Arif, saya memutuskan untuk memesan makanan yang sama dengan mereka bertiga yang ada di menu yaitu Sirloin medium rare with mushroom sauce, dan minumnya sweet ice tea (Es Teh Manis).


Ikhwan, Prio, Abi, dan Arif S.kom
Menunggu makanan datang, saya dan Arif berjalan ke arah taman. Di taman itu disediakan rumah-rumahan dan trampolin khusus anak-anak. Konsep dari restoran ini benar-benar membuat pengunjungnya baik tua, muda, dan anak-anak betah berlama-lama.

Restoran ini cocok untuk makan malam bersama kelurga di akhir pekan atau kencan bersama pacar. Ikhwan meng-amini kalau restoran ini cocok untuk tempat kencan. Katanya restoran ini tidak terlalu ramai, dan juga tidak terlalu sepi.


Ketika hidangan yang dipesan datang, kami langsung menyantap sirloin yang masih hangat dan mengepulkan asap. Harum bakaran steak menguar dan membuat saya tidak sabar menyantapnya. Selama makan terlontar cerita-cerita menarik dari kami. Cerita tentang Prio yang belum lama di operasi, tentang Arif yang sangat suka dengan suasana Jogja, cerita tentang pekerjaan yang saya impikan, dan cerita tentang Ikhwan yang sedang dimabuk asmara.


Prio, Abi, Arief S.Kom, dan Ikhwan
Malam ini berakhir dengan mengelilingi Jakarta. Awalnya kami ingin ke Taman Menteng -tetapi tidak jadi, lalu Bandara Cengkareng -tetapi tidak jadi, Parkiran Rooftop Blok M Square -tetapi tidak jadi, dan pilihan terakhirnya yaitu pulang.

Sepanjang jalan pulang kami berbagi cerita dan membahas tentang keberhasilan, kegagalan, dan kenangan yang pernah kami lalui. Dari semua cerita dan pembahasan, bahasan tentang "Bergandengan Tangan dan Menyongsong Bersama Masa Depan" menjadi bahasan yang paling saya suka.

Dari cerita itu saya bersyukur mempunyai teman-teman yang masih mau memikirkan nasib teman-temannya yang lain. Teman-teman yang masih siap sedia mengulurkan tangan dan membantu teman-teman yang kesusahan. Teman-teman yang masih siap memberikan semangat, dukungan, dan doa. Teman-teman yang mau bergandengan tangan, dan menyongsong masa depan bersama. Dan teman yang mau mentraktrir makan steak yang enak dan lezat malam ini.

Mereka bilang, selagi masih ada waktu dan kesempatan untuk membantu teman yang kesusahan, bergandengan, dan maju bersama adalah hal yang menyenangkan.

Malam ini ditutup dengan kami berpisah di depan rumah Arif. Kami pulang ke rumah masing-masing. Saya pulang dengan membawa cerita dan pengalaman baru. Cerita dan pengalaman yang bisa saya bagikan kepada teman-teman pembaca blog ini.

Terimakasih untuk traktirannya Arif S.Kom. Sukses selalu untuk kita semua.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

9 comments:

  1. Waduh enak nya kongkow begitu sama teman berbagi cerita , hmhmhm sukses buat kalian semua ya bang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih banyak ya abang sudah bersedian mampir ke blog saya. Horas Bah!

      Delete
  2. Ini jauh-jauh ke jakarta demi ditraktir kah? Habis budget dong? Wkwkwk :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita semua memang tinggal di Jakarta. Arif ke Jogja untuk bertemu saudaranya disana.

      Delete
  3. Menyenangkan sekali sepertinya jalan-jalan bersama-sama kawan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sangat menyenangkan. Terimakasih sudah mampir kawan :D

      Delete
  4. "saya memutuskan untuk memesan makanan yang sama dengan mereka" ah emang disuruh pesen yang paling murah kali wkwkwk

    ceritanya bagus nih om (y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sejujurnya bener juga si. Gak deng. Cuma ya ngerti sendiri aja, jadi pilih makanan yang sama. Makasih sudah mampir :D

      Delete
  5. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete