Wahid Sabillah's

Personal Blog

Tentang Ada Apa Dengan Cinta, Bimbang, dan Cesare Pavese

Leave a Comment
Mari lupakan tentang kerja, kerja, dan kerja. Malam minggu masih panjang, masih banyak cerita yang lebih menarik selain kerjaan.

Bimbang-nya Melly mengalun di kamar saya malam ini. Dua belas tahun yang lalu, tepatnya ketika saya berumur sepuluh tahun. Ada satu film yang penuh dengan puji-puja dari penontonnya hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia, bahkan sempat diputar di beberapa negara tetangga. Ada Apa Dengan Cinta begitulah judulnya.

Sewaktu saya SD beberapa teman sudah ada yang akrab dengan bioskop. Mereka bercerita tentang Ada Apa Dengan Cinta setiap hari di kelas. Kebanyakan dari mereka adalah kaum Hawa. Tetapi ada juga beberapa teman yang dari golongan Adam yang juga sudah menontonnya. Saya yang dua belas tahun lalu belum pernah sama sekali menyentuh yang namanya bioskop hanya mendengar dengan seksama mereka bercerita, dan hanya sekali-kali menimpali dengan "Oh" atau "Ooooh". Mereka bercerita tentang Rangga, tentang Cinta, tentang Rangga yang mencium bibir Cinta di bandara, tentang Ada Apa Dengan Cinta.

Beberapa minggu lalu, ternyata di Kompas TV memutar film yang sempat gempar itu lagi. Sebelumnya di linimasa twitter saya juga ramai dengan teman-teman yang menyinggung tentang kembalinya Rangga dan Cinta setelah dua belas tahun lamanya terpisah New York - Jakarta. Jujur, sewaktu film AADC diputar di teve saya menyaksikannya dengan seksama, dengan kerupuk pangsit dan teh hangat di ruang tengah, sendirian. Saya mencoba menempatkan diri saya menjadi anak SD kelas tiga atau empat saat melihat film itu, dan seketika saya merasa paling keren, namun hanya beberapa saat, karena ingatan saya terbang saat saya duduk di bangku SMA.

Petikan gitar intro Bimbang-nya Melly terdengar di ruang kelas, enam tahun yang lalu. Seorang teman yang sering saya buat susah -karena setiap dia bawa motor saya selalu nebeng ketika pulang- selalu memainkan lagu itu di kelas. Tidak pernah sampai akhir, hanya petikan di intronya saja, yang "tring tring tring tring tring tring", lalu kemudian dilanjutkan lagi dengan petikan intro yang sama "tring tring tring tring tring tring" dia mainkan berulang-ulang nada itu. Dan saya ingat betul, ketika dia memainkan lagu itu, saya sedang duduk di meja, dan mengirimkan pesan singkat kepada pacar pertama, yang isinya tentang kebimbangan.

Waktu itu hubungan saya dengan pacar pertama saya sedang bermasalah, dan salah seorang teman saya juga sedang mengalami masalah yang sama dengan kekasihnya yang ke dua. Percintaan anak SMA yang rumit, sulit, dan kalau kembali diingat akan membuat saya tersenyum. Kalau bisa dibilang Bimbang-nya Melly adalah salah satu soundtrack perjalanan hidup saya. Salah satu lagu yang ketika saya dengar kembali nada dari petikan gitar itu memicu ingatan saya terbang ke enam tahun yang lalu.

Semalam, diperjalanan pulang dari kantor, tepatnya di Asia Afrika terdengar samar petikan lagu itu lagi. Sepanjang jalan pulang saya merasakan tentang waktu yang bergulir sangat cepat. Tidak terasa enam tahun sudah terlewat, kawan saya yang sering memainkan lagu itu entah ada dimana, dan seseorang yang saya kirimkan pesan tentang kebimbangan entah sedang apa. Kalau kata Cesare Pavese "We do not remember days, we remember moments" saya tidak tahu tepatnya hari apa ketika saya mendengar petikan gitar yang dimainkan oleh teman saya itu, tetapi moment dengan alunan petikan gitar Bimbang-nya Melly masih bisa saya ingat semuanya. Masih sangat jelas.

Sampai kapan moment AADC dan lagu Bimbang ini ada? Saya tidak tahu.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment