Wahid Sabillah's

Personal Blog

6 Desember 00.06

Leave a Comment
Hai apakabar dirimu? Sudah lama kita tidak bersua, kurang lebih dua minggu semenjak saya menuliskan cerita terakhir di sini. Dengan diiringi oleh lantunan lagu dari Diana Krall, malam ini, sebelum beranjak tidur, saya akan membagikan beberapa cerita kepadamu.

Tidak ada yang lebih mengasyikan selama dua minggu ini selain ngobrol sendiri, dari hati ke hati dengan diri sendiri sepanjang jalanan pulang dari kantor. Kamu tau, beberapa minggu ini saya sering ngobrol sendiri dengan diri saya. Tentang masa depan, tentang impian yang ketinggian, tentang kerjaan, tentang keluarga, tentang Ibu Bapak, tentang wisuda, tentang lembur yang terus menerus.

Dimulai dari cerita tentang masa depan. Saya tidak tahu berapa lama lagi saya akan berada didunia, saya juga tidak tahu, apakah semua impian dimasa depan akan terwujud semua. Tetapi dua minggu ini saya sudah merancang impian untuk masa depan. Goal hidup saya bertambah satu lagi, saya ingin membuat sekolah anak-anak kelak dimasa depan. Saya ingin membagi kesenangan kepada anak-anak yang tidak mampu, saya merasa I dalam psikotest DISC saya memang sangat besar, dan saya menemukan diri saya yang selalu ingin berbagi, bergandengan tangan bersama-sama berbagi senang kepada sesama.

Dua minggu ini penuh dengan cerita, salah satu cerita yang masih terbayang sampai sekarang adalah acara syukuran atas lulus kuliah dan sudah bekerjanya saya. Sabtu kemarin, saya dan keluarga mengadakan acara syukuran dengan saudara-saudara di rumah Bu'de saya di Limo Depok. Menyenangkan bisa berbagi dengan sesama, dengan sanak saudara, dengan Bu'de dengan Pa'de dengan Adik-adik, dengan Ibu Bapak, ada rasa kebersamaan yang kental sekali sabtu kemarin. Saya juga mendapatkan banyak ucapan, dan doa dari saudara-saudara semua. Sejujurnya, saya rela kehilangan materi yang saya punya, hanya untuk doa yang tulus dan ikhlas dari teman, saudara untuk saya.

Baru tiga minggu bekerja, saya sudah ditinggal oleh dua orang mentor, abang, keluarga baru yang saya kenal. Mereka berdua adalah abang yang sangat baik, yang mau membagikan ilmunya kepada saya, namun hidup memang sebuah pilihan, dan kita harus melangkah maju. Abang yang baru ketemu tiga minggu harus meninggali kantor tempat saya bekerja untuk pindah ke kantor yang baru, dan abang yang satunya lagi memilih berwirauasaha membuka rumah makan padang.

Ngomong-ngomong tentang membuka usaha, saya juga sempat menanyakan kepada teman-teman dekat sewaktu kuliah untuk membuat usaha bersama. Salah satu goal hidup saya yang harus tercapai adalah, suatu saat nanti, saya ingin sekali mengajak teman-teman untuk membuat usaha bersama. Selain untuk bisnis, tentu membuka usaha bersama dengan teman-teman juga membuat silaturahmi tetap terjaga, walaupun saya tahu resiko membuka usaha bersama dengan teman-teman.

Dua minggu ini saya merasa ada yang hilang dari hari-hari saya. Yaitu adik saya yang paling kecil. Saya merasakan kehilangan sosok dirinya, setiap pagi dia selalu berangkat sekolah lebih dulu dari saya, dan malam ketika saya pulang kerja dia sudah tidur. Ah saya rindu berkelahi dengan dirinya.

Yang paling saya rindukan dua minggu ini adalah bisa menulis dan main musik seperti saat sebelum saya bekerja. Setiap hari bisa nulis, bisa baca buku, bisa main musik, tetapi ketika saya bekerja sedikit demi sedikit kebiasaan saya harus bergeser. Biasanya nulis seminggu dua kali, ini cuma bisa nulis dua minggu sekali.

Kemarin saya juga sempat membuat onar di kantor, sekarang saya merasa sebagai anak baru sipembuat onar di kantor. Saya adalah tipe orang yang tidak bisa memendam sendiri masalah, saya lebih suka membagi masalah saya kepada sekeliling saya, dan ketika sekeliling tidak bisa memberikan solusi, saya bisa berbuat nekat, langsung ngomong masalah saya ke pimpinan teratas langsung di kantor misalnya. Selama sebulan saya bekerja, kira-kira sudah tiga kali saya membuat onar di kantor.

Beberapa hari lagi saya akan wisuda, suatu pertanda orangtua saya berhasil memberikan yang terbaik untuk anak pertamanya. Sampai sekarang saya selalu berkaca-kaca kalau mengingat pengorbanan mereka, Ibu dan Bapak. Yang rela membanting tulang, pergi bekerja setiap hari, pergi ke langganan jahit, menjahit sampai malam. Oh Ibu dan Bapak Aku sangat mencintaimu.

Wisuda ini adalah kado kecil yang bisa saya berikan kepada mereka, dua hari sebelum saya wisuda tanggal 17 Desember nanti Ibu dan Bapak resmi menikah selama 23 tahun.

Hari ini teman di kantor ada yang ulang tahun, seketika saya berubah menjadi mellow. Saya diingatkan kalau umur semakin hari semakin berkurang, walau pun bertambah, tetapi pada hakikatnya umur kita berkurang. Satu yang paling membuat saya sedih ketika mengingat pertambahan umur, yang membuat sedih itu adalah secara otomatis ketika umur kita bertambah, saya bertambah dewasa, umur kedua orangtua saya juga bertambah, mereka bertambah tua, dan tanpa terasa kemudian mereka mulai menua.

Saya yakin, kedua orangtua saya terus mendoakan untuk saya, dan saya juga sangat amat yakin, Tuhan Yang Maha Esa juga pasti mempersiapkan yang terbaik untuk saya. Tinggal saya terus berdoa kepadanya, agar diberikan ketabahan, kekuatan, dan kemudahan dalam mengarungi hidup ini.


Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment