Wahid Sabillah's

Personal Blog

Setelah Kau Menelponku

Leave a Comment
Photo by Noah Silliman on Unsplash
Malam ini kau menelponku lama sekali. Sudah lama kau tidak berbicara kepadaku selama ini.

Setelah berjuang mengarungi mimpi, akhirnya sampailah pada suatu keputusan yang tidak enak. Harapan harus kandas. Tapi kau tetap harus tegar, walaupun dada sesak. Merelakan dan bangkit lagi, jangan sampai kau larut dalam kesedihan.

Merelakan yang dikasihi bersama orang lain yang menurutnya lebih klop dan klik memang berat. Setelah berjuang tanpa bilang-bilang untuk bisa jadi orang yang dapat diandalkan dan sudah melihat hasilnya, tapi ternyata kita harus menerima kalau dia bukan seseorang yang dicari.

Tapi kau juga harus bersyukur ketika semesta memperlihatkan dan menunjukan jalan lain yang pastinya lebih baik. Kalau dipaksa, sangsi juga, apakah dia akan tetap mencintai kita segenap jiwa dan raga? Atau tidak.

Tidur susah, makan tak nikmat, harapan kandas, dan kau mulai menulis berbait-bait puisi untuk dia yang hatinya telah lama pergi. Kau tak perlu merasa makhluk paling sedih dan nelangsa sendiri di muka bumi. Masih banyak orang yang lebih bersedih dan nelangsa, tapi mereka tetap berusaha.

Coba kau lihat mereka di sana, yang hidup sendiri, berusaha sepenuh hati untuk melanjutkan hidup dan terus berusaha sampai mati. Kau tahu, hidup ini seperti stalaktit dan stalakmit, terlihat diam namun sejatinya terus tumbuh dan bertambah. Nasibmu akan berubah.

Konsep cinta adalah tumbuh, dan cinta akan mencari ke mana ia akan jatuh.

Di luar mulai hujan, malam semakin muram, dan kau masih termenung dengan segudang kenangan dengannya. Dulu sekali kau pernah bilang kepadanya, kalau kau ingin pergi bersamanya melihat aurora, pergi ke negeri-negeri jauh, kau pandai berkhayal yang indah-indah.

Tapi malam ini, kau hanya meringkuk, menutupi muka dengan bantal yang basah karena air mata. Dirimu seharusnya tak sesedih itu.

Ada aku... yang rela kau ganggu istirahatnya, yang selalu sedia mendengarkan ceritamu tentang apa saja. Mungkin setelah ini kau akan mencari yang lebih. Mungkin kau akan mencari sesosok pria yang bergelimang materi, yang pandai membangun gedung-gedung tinggi dan fase jatuh cintamu itupun dimulai lagi. Kau akan bercerita kepadaku tentangnya setiap hari.

Kau tahu? Saat kau bercerita kepadaku tentang sesosok pria yang lain itu setiap hari, aku menderita patah hati lagi.

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 saran:

Post a Comment