Saya baru saja pulang ngemall bersama teman-teman. Ada satu topik menarik yang keluar di perjalanan pulang tadi. Tentang siapa orang yang akan kau buat bahagia.
Topik ini dibuka dengan diskusi jenis mobil dan harganya. Saya yang membuka topik pembicaraan, karena memang saya berencana membeli mobil sendiri. Saya bertanya kepada teman-teman tentang mobil apa yang bagus dengan harga yang pas dengan budget saya. Sampai pada akhirnya pembicaraan bergeser ke masalah pendapatan perbulan yang terus nyambung ke pertanyaan "Siapa yang akan kau buat bahagia, ketika sudah punya?"
Setelah kami berdiskusi, maka dapatlah satu hal yang wajib kita buat bahagia. Mereka adalah orang tua dan orang-orang yang kita sayangi.
Kita tidak bisa merasa enak sendiri ketika orang tua merasa susah. Kita tidak pantas merasakan enak-enak ketika orang tua merasa kekurangan. Kita dititipkan Tuhan kepada orang tua. Kita tidak mampu memilih siapa orang tua kita di dunia. Percaya atau tidak, kadang nasib orang tua dan anaknya berbeda. Ada yang orang tuanya kurang beruntung, tetapi dikaruniai anak yang sangat beruntung. Ada yang orang tua nasib nya kurang baik, tetapi anaknya punya nasib yang baik.
Ketika nasib orang tua baik, semua akan terasa biasa-biasa saja. Karena sudah sepatutnya orang tua yang melindungi anak-anaknya. Apabila orang tua berlebihan, maka sudah sepatutnya membantu dan mendidik anaknya agar mandiri. Tapi bagaimana apabila ini terjadi kebalikan? Ketika anak yang lahir dari orang tua yang biasa-biasa saja atau mungkin kurang, tetapi nasib anak baik dan ketika dewasa pendapatannya bisa dikatakan jempolan. Haruskah anak membantu orang tuanya? Tentu saja iya.
Ketika pemasukan bulanan anak melebihi pemasukan bulanan orang tua, ketika kebahagiaan yang anak rasakan harus juga dibagi kepada orang tua, sebagai anak tidak boleh menikmati enak sendirian, atau memaksa orang tua untuk membahagiakan kita. Akan ada tiba masa ketika anak membagikan kebahagiaan ke orang tua. Selagi bisa.
Diskusi tadi ditutup dengan lamunan panjang yang mengingatkan saya tentang usaha orang tua membuat saya sampai seperti ini.
0 saran:
Post a Comment